Label

Senin, 13 September 2010

Jujur Bohong

Umumnya semua orang tidak ingin dibohongi, karena itu mereka berusaha untuk mengetahui kebohongan orang lain yang menyangkut dirinya atau orang yang berhubungan dengannya. mereka berusaha mencari ciri-ciri atau tanda atau gelagat jika seseorang sedang berbohong dengan tujuan untuk mengetahui mereka sedang di bohongi atau tidak, dan itu tidak segampang membaca tulisan ini. coba aja......

Ada beberapa sumber yang mengungkapkan bahwa menghindari kontak mata adalah tanda paling gampang kalo orang sedang berbohong. Tanda yang lain yaitu kalo orang itu suka ngusap-usap mulutnya, pegang hidung, garuk-garuk telinga ato leher, ato tiba-tiba mengubah pola bicara.

tetapi seorang "pembohong tulen" bisa menutupi tanda-tanda itu, tapi ada hal tertentu yang tidak bisa dikontrol. Pupil mata membesar, berkeringat, detak jantung yang meningkat dan menelan ludah berlebihan (bayangkan kita berbicara pada seseorang sambil mengamati pupilnya, atau memegang dadanya untuk mengetahui detak jantung lawan bicara kita)
Ini tidak gampang, nha kalo mengetahui orang yang bohong tidak mudah bagaimana kalau di balik, mari kita mencari tahu apa itu jujur atau tidak bohong.

Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.

kenapa harus jujur?

waktu kecil saya sering di nasehati untuk jujur karena dengan jujur orang-orang akan percaya pada apa yang saya katakan, bakal disayang orang tua bahkan TUhan--(bagaimana mereka tahu kalau saya sedang berkata jujur atau bohong?)

bagaimana bersikap jujur?

lihat saja dalam kehidupan sehari-hari, saya sering melihat (bahkan juga ikut terlibat) dalam berbagai macam bentuk aktivitas yang justru adalah wujud realisasi dari sikap tidak jujur dalam skala yang sangat bervariasi, seperti:

ketika adik, kemenakan atau teman kita yang masih kecil tiba-tiba jatuh, secara spontan kita sering bereaksi dengan "ooh tidak apa-apa" atau "g sakit kan?, kamu kan anak berani, pinter, jangan menangis ya? ga apa-apa kok.."

bukankah hal ini secara tidak langsung si-anak diajarkan dan dilatih kemampuan untuk dapat "berbohong" dan menutup-nutupi perasaannya (sakit) ?

Selain itu saya juga sering melihat dan mengalami kejadian seperti: Saat seseorang bertamu kerumah orang lain, ketika ditanya: " Sudah makan, belum?", walaupun saya yakin tawaran sang tuan rumah "serius" biasanya dengan cepat saya akan menjawab "Oh, sudah!! Kita baru saja makan ", padahal sebenarnya saya belum makan.

Dalam lingkungan dagang, penjual yang mengatakan tidak mengambil untung atau rugi dapat di pastikan bahwa dia sedang berbohong.

bagaimana dan kapankah kita berkata jujur? apakah dengan berkata jujur pada orang lain kita juga benar-benar jujur pada diri sendiri (perasaan)?

bohong sudah biasa.........tetapi tetap saja banyak orang tidak suka dibohongi,

ada satu dua orang yang senang dibohongi (tidak ingin menerima kebenaran)........

ada juga satu dua orang yang terima untuk di bohongi...........

ada banyak orang yang suka berbohong karena tidak tahu bagaimana harus jujur...........

saya terkadang bingung pada diri sendiri juga pada orang yang berinteraksi dengan saya, apakah saya (atau dia) sedang bohong atau jujur.......

But that's alright
Because I love
The way you lie

dari mcm2 sumber




Tidak ada komentar:

Posting Komentar