mendorong kaki melangkah di tengah licinnya jalan menanjak, menyeruak di tengah ribuan guyuran jarum-jarum tetes air deras menghunjam, heii...jangan terpaku pada jalan yang licin menanjak, coba tengok kiri kananmu..lihat bentangan luas lembah rerumputan segar yang meliuk-liuk tak rata, meskipun matahari tak nampak bukannya keindahan itu tetap terlihat? bentangan itu dapatkah kau merengkuhnya? apakah yang dapat membandingi keanggunan hijaunya hamparan bukit dan lembah yang sepi disirami hujan lembut?
diam
lihatlah
nikmati
dan kagumi
jalan yang ditempuh tak selalu benar, tapi nikmatilah aliran sungai yang tak kau temui jika kau tak tersesat, nikmatilah tanah rerumputan alas matras dimana tubuhmu rebah karena letih menatap langit luas penuh bintang tanpa batas yang tak kau temui jika langsung mencapai puncak. Bukankah waktu diciptakan banyak untuk kesempatan mencari jalan benar saat sadar telah tersesat?
hmm...aku merindukan saat itu, dinginnya...beratnya...indahnya...sepinya...luasnya....besarnya...tingginya..landainya...perasaan ringannya...hujannya...dan lemah serta kecilnya diriku di tengah bentanganNya.
Sahabat-sahabat yang tangguh, tak pernah keluar keluhan dari mulut kalian yang selalu penuh dengan tawa tak peduli bentuk jalan yang dilalui, cukup dengan diam jika lelah hampir tak tertahankan, mungkin karena kita bersama-sama mencintai hal ini.
Adakah waktu lagi kita merasakan saat itu kembali? sebelum waktu tersita oleh tuntutan perkembangan kita, sebelum pikiran kita terpengaruh pikiran sosial yang mengotak-kotakkan waktu sebagai bekerja dan waktu sebagai uang, sebelum perencanaan detail kehidupan yang menuntut tidak membeli keletihan dengan uang yang mahal, sebelum ikatan maya suami/istri dan anak menahan langkah kita, sebelum tubuh lemah dan punggung rapuh di makan usia.
mau dong ikutan...
BalasHapus